.breadcrumbs {padding:5px 5px 5px 0px; margin: 0px 0px 15px 0px; font-size:90%; line-height: 1.4em; border-bottom:3px double #eee;}

Translate

Diberdayakan oleh Blogger.

Archive for 2015

Kisah sebenarnya Pasukan Muslim melawan Dracula

Pernah nonton film Dracula Untold ? atau artikel tentang Dracula ? vampire ?
saya katakan semua itu hoax atau dibuat versi sendiri oleh barat

Simak Kisah sebenarnya menurut Islam.
Credit to Lampu Islam


Tag : ,

Nikmatnya Rasa Sakit







Sakit ? siapa sih yg mau sakit ?
Sakit gigi susah makan, sakit kepala sungguh menyiksa, sakit hati waduh apalagi.
Tapi jika mau diliat lebih dekat, dari sudut pandang lain, sebenarnya rasa sakit itu Nikmat loh J

Rasa sakit tak selamanya tak berharga, sehingga harus di benci.
Sebab, mungkin saja rasa sakit itu justru akan mendatangkan kebaikan bagi seseorang.
                Biasanya, Justru dikala sakit ketulusan sebuah doa itu muncul. Demikian pula ketulusan tasbih yang senantiasa terucap dikala sakit mendera. Adalah jerih payah dan beban berat saat menuntut ilmulah yang mengantarkan seorang pelajar menjadi ilmuwan terkemuka, Adalah kegagalan demi kegagalan lah yg membuat Thomas Alva Edison menjadi Penemu Bola lampu, adalah kerja keras dan doa yg membuat Ibnu Sina menjadi ilmuwan Islam terkenal di berbagai belahan dunia.
                Ia yg telah bersusah payah diawal perjalananya hingga ia bisa menikmati kesenangan di akhirnya. Tentu hasilnya akan berbeda dengan seorang pelajar yang senang hidup berfoya-foya, malas-malasan, tak aktif, tak pernah terbelit masalah, dan tidak pula tertimpa musibah. Ia akan menjadi orang yang malas, enggan bergerak dan mudah putus asa.
                Seorang penyair yang tak pernah merasakan pahitnya berusaha dan tidak pernah mereguk pahitnya hidup, maka untaian – untaian syair-syairnya hanya akan terasa seperti kumpulan kata-kata murahan yang tak bernilai. Sebab, Syair-syairnya hanya keluar dari lisannya, bukan dari perasaanya.
                Contoh pola kehidupan yang paling baik adalah Kehidupan kaum mukminin generasi awal. Yaitu, mereka yang hidup pada masa-masa awal kerasulan, Lahirnya Agama, dan di awal masa perutusan. Mereka merasakan keras dan pedihnya kehidupan. Mereka pernah merasa kelaparan, miskin, diusir, disiksa, disakiti dan harus rela meningglkan semua yang dicintai, bahkan dibunuh. Dan karena semua itu pula mereka jadi orang-orang pilihan. Mereka menjadi tanda kesucian, panji kebajikan, dan simbol pengorbanan.
“ Yang demikian itu ialah karena mereka ditimpa kehausan, kepayahan, dan kelaparan pada jalan Allah, dan tidak (pula) menginjak suatu tempat yang membangkitkan amarah orang-orang kafir, dan tidak menimpakan sesuatu bencana kepada musuh, melainkan dituliskanlah bagi mereka dengan yang demikian itu suatu amal salih. Sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik .” (QS. At-Taubah: 120)

 

Tag : ,

Biografi Singkat Imam Bukhari

Setiap umat Musim pastilah mengenal sosok Imam Bukhari, Seorang Ahli hadist yang termasyhur di antara para ahli hadits sejak dulu hingga kini bersama dengan Imam Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, An-Nasai dan Ibnu Majah bahkan dalam kitab-kitab Fiqih dan Hadits, hadits-hadits dia memiliki derajat yang tinggi.

Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin al-Mughirah bin Bardizbah al-Ju'fi al-Bukhari (Lahir 196 H/810 M - Wafat 256 H/870 M)

Sebagian menyebutnya Imam Bukhari dengan julukan Amirul Mukminin fil Hadits (Pemimpin kaum mukmin dalam hadits) Hampir semua ulama muslim merujuk kepadanya.

Bukhari hidup di Zaman Kekhilafahan Abbasiyyah pada tgl 19 Agustus / 810 M di Bukhara, Khurasan dan Wafat pada tanggal 31 Agustus 870 M (256 H) pada malam Idul Fitri dalam usia 62 tahun kurang 13 hari karena sakit.








Bukhari dididik dalam keluarga ulama yang taat beragama. Dalam kitab ats-Tsiqat, Ibnu Hibban menulis bahwa ayahnya dikenal sebagai orang yang wara' dalam arti berhati hati terhadap hal hal yang bersifat syubhat (ragu-ragu) hukumnya terlebih lebih terhadap hal yang haram. Ayahnya adalah seorang ulama bermadzhab Maliki dan merupakan murid dari Imam Malik, seorang ulama besar dan ahli fikih. Ayahnya wafat ketika Bukhari masih kecil.

 Perjalanan Bukhari Mengumpulkan Hadits


Bukhari berguru kepada Syekh Ad-Dakhili, ulama ahli hadits yang masyhur di Bukhara. pada usia 16 tahun bersama keluarganya, ia mengunjungi kota suci terutama Mekkah dan Madinah, dimana di kedua kota suci itu dia mengikuti kajian para guru besar hadits. Pada usia 18 tahun dia menerbitkan kitab pertama Kazaya Shahabah wa Tabi'in, hafal kitab-kitab hadits karya Mubarak dan Waki bin Jarrah bin Malik. Bersama gurunya Syekh Ishaq, menghimpun hadits-hadits shahih dalam satu kitab, dimana dari satu juta hadits yang diriwayatkan 80.000 perawi disaring menjadi 7275 hadits.
Bukhari memiliki daya hafal tinggi sebagaimana yang diakui kakaknya, Rasyid bin Ismail. Sosok dia kurus, tidak tinggi, tidak pendek, kulit agak kecoklatan, ramah dermawan dan banyak menyumbangkan hartanya untuk pendidikan.

Untuk mengumpulkan dan menyeleksi hadits shahih, Bukhari menghabiskan waktu selama 16 tahun untuk mengunjungi berbagai kota guna menemui para perawi hadits, mengumpulkan dan menyeleksi haditsnya. Di antara kota-kota yang disinggahinya antara lain Bashrah, Mesir, Hijaz (Mekkah, Madinah), Kufah, Baghdad sampai ke Asia Barat. Di Baghdad, Bukhari sering bertemu dan berdiskusi dengan ulama besar Imam Ahmad bin Hanbali. Dari sejumlah kota-kota itu, ia bertemu dengan 80.000 perawi. Dari merekalah dia mengumpulkan dan menghafal satu juta hadits.
Namun tidak semua hadits yang ia hafal kemudian diriwayatkan, melainkan terlebih dahulu diseleksi dengan seleksi yang sangat ketat di antaranya apakah sanad (riwayat) dari hadits tersebut bersambung dan apakah perawi (periwayat/pembawa) hadits itu tepercaya dan tsiqqah (kuat). Menurut Ibnu Hajar Al Asqalani, akhirnya Bukhari menuliskan sebanyak 9082 hadis dalam karya monumentalnya Al Jami'al-Shahih yang dikenal sebagai Shahih Bukhari. Banyak para ahli hadits yang berguru kepadanya seperti Syekh Abu Zahrah, Abu Hatim Tirmidzi, Muhammad Ibn Nasr dan Imam Muslim.

 Karya- Karya Imam Bukhari

  • Al-Adab al-Mufrad
  • Adh-Dhu'afa ash-Shaghir
  • At-Tarikh ash-Shaghir
  • At-Tarikh al-Ausath
  • At-Tarikh al-Kabir
  • At-Tafsir al-Kabir
  • Al-Musnad al-Kabir
  • Kazaya Shahabah wa Tabi'in
  • Kitab al-Ilal
  • Raf'ul Yadain fi ash-Shalah
  • Birr al-Walidain
  • Kitab ad-Du'afa
  • Asami ash-Shahabah
  • Al-Hibah
  • Khalq Af'al al-Ibad
  • Al-Kuna
  • Al-Qira'ah Khalf al-Imam 
  • Dan tentu saja yg paling Fenomenal  Al-Jami' ash-Shahih yang dikenal sebagai Shahih Bukhari
Di antara guru-gurunya dalam memperoleh hadits dan ilmu hadits adalah Ali ibn Al Madini, Ahmad bin Hanbal, Yahya bin Ma'in, Muhammad ibn Yusuf Al Faryabi, Maki ibn Ibrahim Al Bakhi, Muhammad ibn Yusuf al Baykandi dan ibnu Rahawaih. Selain itu ada 289 ahli hadits yang haditsnya dikutip dalam kitab Shahih-nya
Dalam meneliti dan menyeleksi hadits dan diskusi dengan para perawi. Imam Bukhari sangat sopan. Kritik-kritik yang ia lontarkan kepada para perawi juga cukup halus namun tajam. Kepada Perawi yang sudah jelas kebohongannya ia berkata, "perlu dipertimbangkan, para ulama meninggalkannya atau para ulama berdiam diri dari hal itu" sementara kepada para perawi yang haditsnya tidak jelas ia menyatakan "Haditsnya diingkari". Bahkan banyak meninggalkan perawi yang diragukan kejujurannya. Dia berkata, "Saya meninggalkan 10.000 hadits yang diriwayatkan oleh perawi yang perlu dipertimbangkan dan meninggalkan hadits-hadits dengan jumlah yang sama atau lebih, yang diriwayatan oleh perawi yang dalam pandanganku perlu dipertimbangkan".
Banyak para ulama atau perawi yang ditemui sehingga Bukhari banyak mencatat jati diri dan sikap mereka secara teliti dan akurat. Untuk mendapatkan keterangan yang lengkap mengenai sebuah hadits, mencek keakuratan sebuah hadits ia berkali-kali mendatangi ulama atau perawi meskipun berada di kota-kota atau negeri yang jauh seperti Baghdad, Kufah, Mesir, Syam, Hijaz seperti yang dikatakan dia "Saya telah mengunjungi Syam, Mesir, dan Jazirah masing-masing dua kali; ke Basrah empat kali, menetap di Hijaz selama enam tahun, dan tidak dapat dihitung berapa kali saya mengunjungi Kufah dan Baghdad untuk menemui ulama-ulama ahli hadits."
Di sela-sela kesibukannya sebagai ulama, pakar hadits, ia juga dikenal sebagai ulama dan ahli fiqih, bahkan tidak lupa dengan kegiatan kegiatan olahraga dan rekreatif seperti belajar memanah sampai mahir. Bahkan menurut suatu riwayat, Imam Bukhari tidak pernah luput memanah kecuali dua kali.


Dikutip dari 
Ibn Rāhwayh, Isḥāq (1990), Balūshī, ʻAbd al-Ghafūr ʻAbd al-Ḥaqq Ḥusayn, ed., Musnad Isḥāq ibn Rāhwayh (1st ed.), Tawzīʻ Maktabat al-Īmān, pp. 150–165
Wikipedia

 
Tag : ,

Hadist Bunuh Diri (Haram)

HARAM BUNUH DIRI DAN DIA AKAN DISIKSA DENGAN ALAT YG DIPAKAINYA

Abu Hurairah RA berkata: “Nabi SAW bersabda: ‘Siapa yang terjun dari gunung untuk bunu diri, maka ia kelak di neraka jahannam akan tetap terjun untuk selama-lamanya. Dan siapa yang makan racun untuk bunuh diri, maka racun itu akan tetap berada di tangan dan dijilatinya dalam neraka jahannam untuk selama-lamanya. Dan siapa yang membunuh dirinya sendiri dengan senjata besi, maka besi itu akan tetap di tangannya untuk menikam perutnya dalam neraka jahannam selamanya.’” (Dikeluarkan oleh Bukhari pada Kitab ke-76, Kitab pengobatan dan bab ke-56, bab meminum racun dan obat, dan hal-hal yang ditakuti darinya)

Tsabit bin Adh-Dhahhak RA, sahabat yang ikut bai’at pada Nabi SAW di bawah pohon (Bai’atur Ridhwan), berkata: “Rasulullah SAW bersabda: ‘Siapa yang bersumpah dengan agama selain Islam, maka ia termasuk dalam agama yang dipakai bersumpah itu. Dan tidak dianggap nadzar seseorang terhadap sesuatu yang tidak dimilikinya. Dan siapa yang membunuh dirinya dengan sebuah alat di dunia, akan disiksa di hari kiamat dengan alat itu. Dan siapa yang menuduh berzina terhadap seorang mukmin, maka sama dengan membunuhnya.’”(Dikeluarkan oleh Bukhari pada kitab ke-78, Kitab Adab dan bab ke-44, bab hal-hal yang dilarang dalam hal menghina dan menghujat)

Tag : ,

HARAM MEMUKUL PIPI, MEROBEK BAJU, DAN MERAUNG SECARA JAHILIYAH KETIKA KEMATIAN



HARAM MEMUKUL PIPI, MEROBEK BAJU, DAN MERAUNG SECARA JAHILIYAH KETIKA KEMATIAN


Abdullah bin Mas’ud RA berkata: “Nabi Muhammad SAW bersabda : ‘Bukan dari umatku orang yang memukul-mukul pipinya, merobek bajunya, dan meraung dengan raungan jahiliyah (ketika kematian).’” (Dikeluarkan oleh Bukhari pada Kitab ke-23, Kitab Jenazah dan bab ke-39, bab bukan termasuk golongan kami orang yang memukul pipi)

Abu Musa RA menderika sakit keras hingga pingsan, sedang kepalanya di pangkuan istrinya, tiba-tiba menjeritlah seorang wanita dari keluarganya, tetapi Abu Musa tidak dapat menjawab apa-apa.Kemudian setelah sadar kembali ia berkata: “Aku lepas(tidak bertanggungjawab) dari orang yang Nabi SAW terlepas dari mereka, Nabi SAW lepas dari orang yang menjerit ketika kematian, mencukur rambutnya, dan merobek-robek bajunya.” (Dikeluarkan oleh Bukhari pada kitab ke-23 Kitab Pakaian dan bab le-24, bab pakaian berwarna putih)
Tag : ,

30 Kiat – Kiat untuk Bahagia

30 kiat-kiat bahagia
30 Kiat – Kiat untuk Bahagia
Berikut nasihat kita-kiat untuk bahagia dikutip dari buku La Tahzan, hal. 122 :

  1. Sadarilah bahwa jika anda tidak hidup hanya dalam batasan  hari ini saja, maka akan terpecahlah pikiran anda, akan kacau semua urusan, dan akan semakin menggunung kesedihan dan kegundahan diri anda.
    Inilah makna sabda Rasulullah : “Jika pagi tiba, janganlah menunggu sore, dan jika sore tiba, janganlah menunggu hingga waktu pagi.”
  2. Lupakan masa lalu dan semua yang pernah terjadi, karena perhatian yang tepaku pada yang telah lewat dan selesai merupakan kebodohan dan kegilaan.
  3. Jangan menyibukkan diri dengan masa depan, sebab ia masih berada di alam gaib. Jangan pikirkan hingga ia datang dengan sendirinya.
  4. Jangan mudah tergoncang oleh kritikan itu akan mengangkat harga diri anda setara dengan kritikan tersebut.
  5. Beriman kepada Allah, dan beramal salih adalah kehidupan yang baik dan bahagia
  6. Barangsiapa menginginkan ketenangan, keteduhan, dan kesenangan, maka dia harus berdzikir kepada Allah.
  7. Hamba harus menyadari bahwa segala sesuatu berdasarkan ketentuan qadha’ dan qadar.
  8. Persiapkan diri anda untuk menerima kemungkinan terburuk.
  9. Jangan menunggu terima kasih dari orang lain.
  10. Kemungkinan yang terjadi itu ada baiknya untuk diri anda.
  11. Semua qadha’ bagi seseorang muslim baik adanya.
  12. Berfikirlah tentang nikmat,lalu bersyukurlah.
  13. Anda dengan semua yang ada pada diri anda sudah lebih banyak daripada yang dimiliki orang lain.
  14. Yakinlah, dengan musibah hati akan tergerak untuk berdoa.
  15. Yakinlah, dari waktu ke waktu selalu saja ada jalan 
    keluar. 
  16. Musibah itu akan menajamkan nurani dan menguatkan hati. 
  17. Sesungguhnya setelah kesulitan itu ada kemudahan. 
  18. Jangan pernah hancur hanya karena perkara-perkara sepele. 
  19. Sesungguhnya Rab itu maha luas ampunan-Nya. 
  20. Jangan Marah,jangan marah, jangan marah. 
  21. Kehidupan ini tak lebih hanya sekedar roti, air, dan bayangan. Maka, tak usahlah bersedih jika semua itu ada. 
  22. (dan, di langit terdapat (Sebab-sebab) rezekimu dan terdapat (pula) apa yang dijanjikan kepaamu.) (QS . Adz-Dzariyat:22) 
  23. Kebanyakan dari apa yang anda takutkan tidak pernah terjadi. 
  24. Pada orang-orang yang tertimpa musibah itu ada suri tauladan. 
  25. Sesungguhnya, jika Allah mencintai suatu kaum, Maka Dia akan memberikan cobaan atas mereka. 
  26. Ulangilah doa-doa untuk menghapuskan bencana. 
  27. Anda harus melakukan perbuatan yang baik dan membuahkan, dan tinggalkanlah kekosongan. 
  28. Tinggalkanlah semua kasak kusuk dan jangan percaya kepada kabar burung. 
  29. Kedengkian dan keinginan anda yang kuat untuk membalas dendam itu hanya akan membahayakan kesehatan anda sendiri. Lebih bear daripda bahaya yang akan menimpa pihak lawan. 
  30. Semua musibah yang menimpa diri anda adalah penghapusan dosa.

Tag : ,

BERATNYA DOSA ORANG YANG BERDUSTA ATAS NAMA RASULULLAH



BERATNYA DOSA ORANG YANG BERDUSTA ATAS NAMA RASULULLAH

1.       Ali a.s berkata : “Nabi Muhammad SAW bersabda : ‘Janganlah kalian berdusta atas namaku, karena sesungguhnya siapa yang berdusta atas namaku pasti masuk neraka.” (Dikeluarkan oleh Bukhari Kitab ke-3, Kitab Ilmu dan bab ke-38, bab dosa orang yang berdusta atas nama Rasulullah SAW)


2.       Anas a.s berkata : “Sesungguhnya yang menahan diriku untuk memperbanyak riwayat hadits kepadamu adalah karena Nabi Muhammad SAW bersabda : ‘Siapa yang berdusta atas namaku, maka iatelah menyiapkan tempatnya di dalam neraka.’” (Dikeluarkan oleh Bukhari pada kitab ke -3, Kitab Ilmu dan bab ke-38, bab dosa orang yang berdusta atas nama Rasulullah SAW)

3.       Abu Hurairah as berkata : “Nabi Muhmmad SAW bersabda : ‘Siapa yang berdusta atas namaku dengan sengaja, maka berarti dia telah menyiapkan tempatnya di dalam neraka.’” (Dikeluarkan oleh Bukhari pada kitab ke -3, Kitab Ilmu dan bab ke-38, bab dosa orang yang berdusta atas nama Rasulullah SAW)


Jangan sekali-kali berkata dusta baik lisan maupun tulisan atas nama Rasulullah, Cari dulu kebenaran informasi tsb.
Tag : ,

Umar Bin Khattab bertemu Uskup Sophronius



Umar Bin Khattab bertemu Uskup Sophronius

Berita kedatangan bala bantuan kepada pasukan Muslim yang tengah mengepung kota membuat pasukan dan warga Kristen dan Yahudi yang berdiam di dalam kota menjadi ciut. Mengingat kedudukan Yerusalem sebagai kota suci, sebenarnya pasukan Muslim enggan menumpahkan darah di kota itu. Sementara kaum Kristen yang mempertahankan kota itu juga sadar mereka tidak akan mampu menahan kekuatan pasukan Muslim. Menyadari memperpanjang perlawanan hanya akan menambah penderitaan yang sia-sia bagi penduduk Yerusalem, maka Patriarch Yerusalem, Uskup Agung Sophronius mengajukan perjanjian damai. Permintaan itu disambut baik Panglima Amru bin Ash, sehingga Yerusalem direbut dengan damai tanpa pertumpahan darah setetespun.

Walaupun demikian, Uskup Agung Sophronius menyatakan kota suci itu hanya akan diserahkan ke tangan seorang tokoh yang terbaik di antara kaum Muslimin, yakni Khalifah Umar bin Khattab Radhiyallahu 'Anhu. Sophronius menghendaki agar Amirul Mukminin tersebut datang ke Yerusalem secara pribadi untuk menerima penyerahan kunci kota suci tersebuit. Biasanya, hal ini akan segera ditolak oleh pasukan yang menang. Namun tidak demikian yang dilakukan oleh pasukan Muslim. Bisa jadi, warga Kristen masih trauma dengan dengan peristiwa direbutnya kota Yerusalem oleh tentara Persia dua dasawarsa sebelumnya di mana pasukan Persia itu melakukan perampokan, pembunuhan, pemerkosaan, dan juga penajisan tempat-tempat suci. Walau orang-orang Kristen telah mendengar bahwa perilaku pasukan kaum Muslimin ini sungguh-sungguh berbeda, namun kecemasan akan kejadian dua dasawarsa dahulu masih membekas dengan kuat. Sebab itu mereka ingin jaminan yang lebih kuat dari Amirul Mukminin.


Panglima Abu Ubaidah memahami psikologis penduduk Yerusalem tersebut. Ia segera meneruskan permintaan tersebut kepada Khalifah Umar r.a. yang berada di Madinah. Khalifah Umar segera menggelar rapat Majelis Syuro untuk mendapatkan nasehatnya. Utsman bin Affan menyatakan bahwa Khalifah tidak perlu memenuhi permintaan itu karena pasukan Romawi Timur yang sudah kalah itu tentu akhirnya juga akan menyerahkan diri. Namun Ali bin Abi Thalib berpandangan lain. Menurut Ali, Yerusalem adalah kota yang sama sucinya bagi umat Islam, Kristen, dan Yahudi, dan sehubungan dengan itu, maka akan sangat baik bila penyerahan kota itu diterima sendiri oleh Amirul Mukminin. Kota suci itu adalah kiblat pertama kaum Muslimin, tempat persinggahan perjalanan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Salam pada malam hari ketika beliau ber-isra' dan dari kota itu pula Rasulullah ber-mi'raj. Kota itu menyaksikan hadirnya para anbiya, seperti Nabi Daud, Nabi Sulaiman, dan Nabi Isa. Umar akhirnya menerima pandangan Ali dan segera berangkat ke Yerusalem. Sebelum berangkat, Umar menugaskan Ali untuk menjalankan fungsi dan tugasnya di Madinah selama dirinya tidak ada.


Kepergian Khalifah Umar hanya ditemani seorang pelayan dan seekor unta yang ditungganginya bergantian. Ketika mendekati Desa Jabiah di mana panglima dan para komandan pasukan Muslim telah menantikannya, kebetulan tiba giliran pelayan untuk menunggang unta tersebut. Pelayan itu menolak dan memohon agar khalifah mau menunggang hewan tersebut. Tapi Umar menolak dan mengatakan bahwa saat itu adalah giliran Umar yang harus berjalan kaki. Begitu sampai di Jabiah, masyarakat menyaksikan suatu pemandangan yang amat ganjilyang belum pernah terjadi, ada pelayan duduk di atas unta sedangkan tuannya berjalan kaki menuntun hewan tunggangannya itu dengan mengenakan pakaian dari bahan kasar yang sangat sederhana. Lusuh dan berdebu, karena telah menempuh perjalanan yang amat jauh.


Di Jabiah, Abu Ubaidah menemui Khalifah Umar. Abu Ubaidah sangat bersahaya, mengenakan pakaian dari bahan yang kasar. Khalifah Umar amat suka bertemu dengannya. Namun ketika bertemu dengan Yazid bin Abu Sofyan, Khalid bin Walid, dan para panglima lainnya yang berpakaian dari bahan yang halus dan bagus, Umar tampak kurang senang karena kemewahan amat mudah menggelincirkan orang ke dalam kecintaan pada dunia.

Kepada Umar, Abu Ubaidah melaporkan kondisi Suriah yang telah dibebaskannya itu dari tangan Romawi Timur. Setelah itu, Umar menerima seorang utusan kaum Kristen dari Yerusalem. Di tempat itulah Perjanjian Aelia (istilah lain Yerusalem) dirumuskan dan akhirnya setelah mencapai kata sepakat ditandatangani. 


Berdasarkan perjanjian Aelia itulah Khalifah Umar r.a. menjamin keamanan nyawa dan harta benda segenap penduduk Yerusalem, juga keselamatan gereja, dan tempat-tempat suci lainnya. Penduduk Yerusalem juga diwajibkan membayar jizyah bagi yang non-Muslim. Barang siapa yang tidak setuju, dipersilakan meninggalkan kota dengan membawa harta-benda mereka dengan damai. Dalam perjanjian itu ada butir yang merupakan pesanan khusus dari pemimpin Kristen yang berisi dilarangnya kaum Yahudi berada di Yerusalem. Ketentuan khusus ini berangsur-angsur dihapuskan begitu Yerusalem berubah dari kota Kristen jadi kota Muslim.

Perjanjian Aeliasecara garis besar berbunyi: "Inilah perdamaian yang diberikan oleh hamba Allah 'Umar, Amirul Mukminin, kepada rakyat Aelia: dia menjamin keamanan diri, harta benda, gereja-gereja, salib-salib mereka, yang sakit maupun yang sehat, dan semua aliran agama mereka. Tidak boleh mengganggu gereja mereka baik membongkarnya, mengurangi, maupun menghilangkannya sama sekali, demikian pula tidak boleh memaksa mereka meninggalkan agama mereka, dan tidak boleh mengganggu mereka. Dan tidak boleh bagi penduduk Aelia untuk memberi tempat tinggal kepada orang Yahudi."


Setelah itu, Umar melanjutkan perjalanannya ke Yerusalem. Lagi-lagi ia berjalan seperti layaknya seorang musafir biasa. Tidak ada pengawal. Ia menunggang seekor kuda yang biasa, dan menolak menukarnya dengan tunggangan yang lebih pantas.

Di pintu gerbang kota Yerusalem, Khalifah Umar disambut Patriarch Yerusalem, Uskup Agung Sophronius, yang didampingi oleh pembesar gereja, pemuka kota, dan para komandan pasukan Muslim. Para penyambut tamu agung itu berpakaian berkilau-kilauan, sedang Umar hanya mengenakan pakaian dari bahan yang kasar dan murah. Sebelumnya, seorang sahabat telah menyarankannya untuk mengganti dengan pakaian yang pantas, namun Umar berkata bahwa dirinya mendapatkan kekuatan dan statusnya berkat iman Islam, bukan dari pakaian yang dikenakannya. Saat Sophronius melihat kesederhanaan Umar, dia menjadi malu dan mengatakan, "Sesungguhnya Islam mengungguli agama-agama manapun."


Di depan The Holy Sepulchure (Gereja Makam Suci Yesus), Uskup Sophronius menyerahkan kunci kota Yerusalem kepada Khalifa Umar r.a. Setelah itu Umar menyatakan ingin diantar ke suatu tempat untuk menunaikan shalat. Oleh Sophronius, Umar diantar ke dalam gereja tersebut. Umar menolak kehormatan itu sembari mengatakan bahwa dirinya takut hal itu akan menjadi preseden bagi kaum Muslimin generasi berikutnya untuk mengubah gereja-gereja menjadi masjid. Umar lalu dibawa ke tempat di mana Nabi Daud Alaihissalam konon dipercaya shalat dan Umar pun shalat di sana dan diikuti oleh umat Muslim. Ketika orang-orang Romawi Bizantium menyaksikan hal tersebut, mereka dengan kagum berkata, kaum yang begitu taat kepada Tuhan memang sudah sepantasnya ditakdirkan untuk berkuasa. "Saya tidak pernah menyesali menyerahkan kota suci ini, karena saya telah menyerahkannya kepada ummat yang lebih baik ...," ujar Sophronius.


Umar tinggal beberapa hari di Yerusalem. Ia berkesempatan memberi petunjuk dalam menyusun administrasi pemerintahan dan yang lainnya. Umar juga mendirikan sebuah masjid pada suatu bukit di kota suci itu. Masjid ini sekarang disebut sebagai Masjid Umar. Pada upacara pembangunan masjid itu, Bilal r.a. - bekas budak berkulit hitam yang sangat dihormati Khalifah Umar melebihi dirinya - diminta mengumandangkan adzan pertama di bakal tempat masjid yang akan didirikan, sebagaimana adzan yang biasa dilakukannya ketika Rasulullah masih hidup. Setelah Rasulullah saw wafat, Bilal memang tidak mau lagi mengumandangkan adzan. Atas permintaan Umar, Bilal pun melantunkan adzan untuk menandai dimulainya pembangunan Masjid Umar. Saat Bilal mengumandangkan adzan dengan suara yang mendayu-dayu, Umar dan kaum Muslimin meneteskan air mata, teringat saat-saat di mana Rasulullah masih bersama mereka. 


Ketika suara adzan menyapu bukit dan lembah di Yerusalem, penduduk terpana dan menyadari bahwa suatu era baru telah menyingsing di kota suci tersebut.


sumber 
Tag : ,

Air Mata Rasulullah SAW



Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang
berseru mengucapkan salam.
"Bolehkah saya masuk?" tanyanya. Tapi Fatimah
tidak mengizinkannya masuk,
"Maafkanlah, ayahku sedang demam",kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup
pintu.

Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang  ternyata sudah membuka mata dan bertanya pada Fatimah, "Siapakah itu wahai anakku?"
"Tak tahulah ayahku, orang sepertinya baru sekali ini aku melihatnya," tutur Fatimah lembut.

Lalu, Rasulullah menatap puterinya itu dengan pandangan yang menggetarkan.
Seolah-olah bahagian demi bahagian wajah anaknya itu hendak dikenang.



"Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan
pertemuan di dunia. Dialah malaikatul maut," kata Rasulullah, Fatimah pun menahan ledakkan
tangisnya. 

Malaikat maut datang menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan kenapa
Jibril tidak ikut sama menyertainya. Kemudian dipanggilah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap diatas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini.
"Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?", tanya Rasululllah dengan suara yang amat
lemah.


"Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat
telah menanti ruhmu. "Semua syurga terbuka lebar menanti kedatanganmu," kata Jibril.
Tapi itu ternyata tidak membuatkan Rasulullah lega, matanya masih penuh kecemasan.
"Engkau tidak senang mendengar kabar ini?",
tanya Jibril lagi. "Kabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?"
"Jangan khawatir, wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku:
"Kuharamkan syurga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah beradadidalamnya," kata Jibril.


Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas.
Perlahan ruh Rasulullah ditarik. Nampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang.
"Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini."

Perlahan Rasulullah mengaduh. Fatimah terpejam,
Ali yang disampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan muka.
"Jijikkah kau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?"
Tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu itu.
"Siapakah yang sanggup, melihat kekasih Allah direnggut ajal," kata Jibril. 

Sebentar kemudian terdengar Rasulullah mengaduh, karena sakit yang tidak tertahankan lagi.
"Ya Allah, dahsyat sekali maut ini,

timpakan saja semua siksa maut inikepadaku, jangan pada umatku."
Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi.


Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, Ali segera mendekatkan telinganya. "Uushiikum bis shalati, wa maa malakat aimanuku" "peliharalah shalat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu."
Diluar pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan.
Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan
telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan.
"Ummatii,ummatii,ummatiii?" - "Umatku, umatku, umatku"

Dan, berakhirlah hidup manusia mulia yang
memberi sinaran itu.

Kini, mampukah kita mencintai sepertinya?
Allahumma sholli 'ala Muhammad wa baarik wa
salim 'alaihi Betapa cintanya Rasulullah kepada kita.


Tag : ,

- Copyright © Nuansa Islami - Skyblue - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -