- Back to Home »
- Nasihat »
- Nikmatnya Rasa Sakit
Posted by : Unknown
Rabu, 04 November 2015
Sakit ? siapa sih yg mau sakit ?
Sakit gigi susah makan, sakit kepala sungguh menyiksa, sakit
hati waduh apalagi.
Tapi jika mau diliat lebih dekat, dari sudut pandang lain,
sebenarnya rasa sakit itu Nikmat loh J
Rasa sakit tak selamanya tak berharga, sehingga harus di
benci.
Sebab, mungkin saja rasa sakit itu justru akan mendatangkan
kebaikan bagi seseorang.
Biasanya,
Justru dikala sakit ketulusan sebuah doa itu muncul. Demikian pula ketulusan
tasbih yang senantiasa terucap dikala sakit mendera. Adalah jerih payah dan
beban berat saat menuntut ilmulah yang mengantarkan seorang pelajar menjadi
ilmuwan terkemuka, Adalah kegagalan demi kegagalan lah yg membuat Thomas Alva
Edison menjadi Penemu Bola lampu, adalah kerja keras dan doa yg membuat Ibnu
Sina menjadi ilmuwan Islam terkenal di berbagai belahan dunia.
Ia yg
telah bersusah payah diawal perjalananya hingga ia bisa menikmati kesenangan di
akhirnya. Tentu hasilnya akan berbeda dengan seorang pelajar yang senang hidup
berfoya-foya, malas-malasan, tak aktif, tak pernah terbelit masalah, dan tidak
pula tertimpa musibah. Ia akan menjadi orang yang malas, enggan bergerak dan
mudah putus asa.
Seorang
penyair yang tak pernah merasakan pahitnya berusaha dan tidak pernah mereguk
pahitnya hidup, maka untaian – untaian syair-syairnya hanya akan terasa seperti
kumpulan kata-kata murahan yang tak bernilai. Sebab, Syair-syairnya hanya
keluar dari lisannya, bukan dari perasaanya.
Contoh
pola kehidupan yang paling baik adalah Kehidupan kaum mukminin generasi awal.
Yaitu, mereka yang hidup pada masa-masa awal kerasulan, Lahirnya Agama, dan di
awal masa perutusan. Mereka merasakan keras dan pedihnya kehidupan. Mereka
pernah merasa kelaparan, miskin, diusir, disiksa, disakiti dan harus rela meningglkan
semua yang dicintai, bahkan dibunuh. Dan karena semua itu pula mereka jadi
orang-orang pilihan. Mereka menjadi tanda kesucian, panji kebajikan, dan simbol
pengorbanan.
“ Yang demikian itu ialah karena mereka ditimpa kehausan,
kepayahan, dan kelaparan pada jalan Allah, dan tidak (pula) menginjak suatu
tempat yang membangkitkan amarah orang-orang kafir, dan tidak menimpakan
sesuatu bencana kepada musuh, melainkan dituliskanlah bagi mereka dengan yang
demikian itu suatu amal salih. Sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan pahala
orang-orang yang berbuat baik .” (QS. At-Taubah: 120)